BERJALANLAH DALAM TERANG TUHAN !
(Ev. Yesaya 2:1-5)
Saudaraku yang kekasih ! Selamat Minggu bagi kita semua. Perkenankan terlebih dahulu saya menyampaikan Selamat Advent bagi kita semua. Amin !
Tuhan memberkati segenap saudara kita korban bencana banjir bandang di Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Sibolga dan sekelilingnya, juga secara khusus jemaat HKBP Medan Sudirman dan Medan sekitarnya. Tuhanlah memberkati kita semua, agar dihibur dan dikuatkan melewati masa-masa sedih nan pilu ini. Tangan Tuhan tidak kurang Panjang untuk menjangkau kita, dan pendengaranNa tidak kurang tajam untuk mendengar segenap seruan dan keluhan kita semua (Yesaya 59:1).
Saudaraku ! Yesaya adalah seorang nabi dan tinggal di Yerusalem (7:1-3; 37:2). Dalam Bahasa Ibrani, Yesaya dari kata “Yesyayahu”, artinya: Tuhan melepaskan. Dari berbagai tradisi yang ada, Yesaya berasal dari kalangan bangsawan dan terdidik. Dia menyuarakan suara nabiahnya di zaman Raja Uzia, Yotam, Ahas dan Hiskia (791-686 SM). Anaknya dua, yakni: Sear-Jasub dan Sihotop Martaban “Maher Syalal Hash Bas”(Yes 7:3; 8:1-3).
Yehuda tengah terancam oleh negara Assyur, negara yang amat kuat secara politis saat itu. Mereka bakal mati di tangan militer Assyur. Namun, Yesaya melihat bahwa ancaman yang terutama bagi mereka bukanlah Assyur. Ancaman yang sesungguhnya adalah justru dosa bangsa itu, dosa karena tidak taat dan tidak percaya kepada Allah. Mereka secara lahiriah tetap melakukan ibadah, tetapi sesungguhnya hati mereka gelap dan jauh dari Tuhan. Hidup mereka sungguh terpenjara dalam kegelapan dosa.
Oleh karena itu, Tuhan melalui hambaNya nabi Yesaya menyerukan agar mereka bertobat serta menjauhkan diri dari dan memerangi kegelapan. Mereka harus menjauhi pola hidup yang mendua itu, yakni: mendekat kepada Tuhan dengan mulut, memuliakan Tuhan dengan bibir, tetapi sesungguhnya hatinya gelap dan jauh dari Tuhan. Yesaya mendorong dan menyerukan mereka untuk hidup menurut kehendak Allah dan hidup berjalan di dalam terang Tuhan.
Bila mereka bertobat lalu meninggalkan kegelapan, kemudian berjalan dalam terang Tuhan, maka dampaknya secara operasional akan kelihatan dengan sangat jelas. Apa itu ?
Pertama: Bukit tempat Rumah Tuhan akan menjulang tinggi dan berdiri tegak (ayat 1-2a). Bukan pula asal berdiri, tetapi menjulang tinggi dan tegak. Manusia yang keluar dari kegelapan, dan hidup berjalan di dalam terang, akan membuatnya hidup dengan kokoh dan tegak melawan segenap terjangan angin badai. Tak terkecuali dengan terjangan banjir bandang di beberapa daerah di Sumatera Utara dalam satu minggu ini. Rumah tangga kita, gereja kita, bahkan bangsa kita, akan semakin ternama dan berdiri tegak, asal kita setia hidup di dalam terang Tuhan.
Kedua: Segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana. Arak-arakan memuji Tuhan dan pengajaran terjadi secara kontinu di Rumah Tuhan (ayat 2b-3). Penginjilan yang paling efektif ternyata keluar dari pertobatan yang sejati meninggalkan segela kegelapan lalu hidup dan berjalan di dalam terang. Karakter hidup di dalam terang, itulah nilai yang paling efektif untuk memanggil orang lain datang kepada Tuhan. Dan orang lain pun akan naik ke gunung Tuhan. Mereka akan senantiasa mencari dan menerima pengajaran dari gunung Tuhan dan selanjutnya untuk hidup di dalamNya. Mereka akan menjadi komunitas terang yang setia menerangi.
Ketiga: Mereka yang berjalan di dalam terang, akan sekaligus menjadikan dirinya transformatif. Mereka akan menempa pedang menjadi mata bajak, dari yang fungsinya mematikan menjadi menghidupkan. Mereka juga akan menempa tombak-tombak menjadi pisau pemangkas. Tombak yang berfungsi membunuh diubah menjadi fungsi yang memelihara dan menumbuhkan. Bangsa-bangsa tidak lagi saling menyerang dan berperang, tetapi hidup di dalam damai. Wah, indahnya dunia ini. Pedang dan tombak berubah fungsi dari alat-alat perang menjadi alat-alat yang produktif. Itulah damai abadi. Kiatnya ? Berjalanlah dalam terang Tuhan.
Ya Tuhan Yesus Kristus, tolonglah setiap kami, setiap keluarga, gereja dan bangsa, agar kami semua sama-sama satu derap langkah dapat berjalan di dalam terangMu, sehingga kami semua dapat hidup di dalam damai yang sejati. Amin !


