“Kepada-Mu, ya TUHAN, kuangkat jiwaku; Allahku, kepada-Mu aku percaya; janganlah kiranya aku mendapat malu; janganlah musuh-musuhku beria-ria atas aku.” (Mazmur 25:1b-2)
Saudaraku yang terkasih dalam Yesus Kristus, Tuhan kita ! Salam dan doa kami dari HKBP Medan Sudirman. Semoga hidup kita senantiasa dinaungi oleh kasih setia Tuhan. Setiap orang pada titik tertentu dalam hidupnya pasti menghadapi tantangan, tekanan, bahkan pengkhianatan. Di saat seperti itu, rasa takut dan khawatir mudah merasuki hati. Dalam Mazmur ini, Daud sedang bergumul dengan tekanan besar, namun responnya luar biasa: ia mengangkat jiwanya kepada Tuhan dan menyatakan kepercayaannya. Ia tidak hanya mengeluh, tetapi ia juga berserah penuh. Daud tidak sekedar mencari Tuhan untuk menyelesaikan masalahnya, tetapi ia menyerahkan seluruh keberadaannya. Ia mempercayakan perasaannya, pikirannya, harapannya, bahkan ketakutannya kepada Tuhan. Ini bukan tindakan pasif, tetapi sebuah keputusan aktif untuk menjadikan Tuhan pusat kepercayaannya, bukan dirinya sendiri atau kekuatan dunia.
Kata “percaya” di sini berasal dari kata Ibrani “batach” yang berarti bersandar penuh, merasa aman”. Ini menunjukkan kepercayaan total, bukan separuh hati. Dalam kondisi di mana musuh-musuhnya mungkin ingin menjatuhkannya, Daud tetap bersandar kepada Tuhan. Ia tidak berusaha membela diri dengan kekuatannya sendiri, melainkan mempercayakan hidupnya kepada Allah. Daud juga memohon agar musuh-musuhnya tidak bersukacita atas kejatuhannya. Ini menunjukkan bahwa pergumulan hidup bukan soal kesulitan internal, tetapi juga serangan dari luar. Terkadang, orang-orang bisa bersukacita ketika kita jatuh, misalnya karena iri, dendam, atau hanya karena hati yang tidak baik.
Ayat ini menekankan dan mengingatkan kita, yang pertama untuk belajar menyerahkan seluruh isi hati kepada Tuhan. Tidak ada yang terlalu kecil atau terlalu besar bagi Tuhan. Ketika merasa takut atau ragu, datang dan katakan “Kepada-Mu aku percaya”. Kedua, tidak dikendalikan oleh rasa dendam, tetapi oleh pengharapan akan keadilan Tuhan, berserah kepada-Nya. Berserah bukan berarti lemah, melainkan justru menunjukkan kekuatan iman. Dengan demikian percaya kepada Tuhan akan membuat kita bertahan dalam hidup. Amin. (PP)



