“Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.” (Keluaran 20:2)
Saudaraku yang terkasih dalam Yesus Kristus, Tuhan kita! Salam dan doa kami dari HKBP Medan Sudirman. Semoga hidup kita senantiasa dinaungi oleh kasih setia Tuhan. Ayat ini merupakan pembukaan dari Sepuluh Perintah Allah. Sebelum Allah memberikan hukum-hukum-Nya, Ia terlebih dahulu memperkenalkan diri sebagai Allah yang membebaskan Israel dari perbudakan Mesir. Identitas Allah sebagai Penebus mendahului tuntutan-Nya. Hal ini penting: ketaatan bukan dimulai dari ketakutan, melainkan dari rasa syukur atas kasih karunia dan pembebasan Allah. Keluaran 20:2 mengingatkan kita bahwa Allah bukan hanya memberi aturan, tetapi terlebih dahulu menyatakan kasih-Nya. Umat Israel pernah hidup dalam penderitaan, tetapi Allah turun tangan untuk membebaskan. Begitu pula kita sekarang, Kristus telah membebaskan kita dari dosa melalui salib-Nya. Maka, hidup kita seharusnya dipenuhi dengan ketaatan yang lahir dari rasa syukur, bukan keterpaksaan. Dalam kehidupan modern, “tanah Mesir” bisa berarti perbudakan oleh hal-hal duniawi: dosa, keserakahan, kecemasan, bahkan ambisi yang menjerat. Banyak orang terikat oleh pekerjaan, materi, atau rasa takut akan masa depan. Firman ini menegaskan bahwa Allah tahu pergumulan kita dan Ia sanggup membebaskan kita dari semua bentuk perbudakan tersebut. Ilustrasi sederhana: seorang narapidana yang dibebaskan dari penjara tentu ingin hidup dengan cara baru, bukan kembali melakukan pelanggaran yang sama. Demikian juga kita, yang telah ditebus Allah, dipanggil untuk hidup dalam kebebasan yang benar — kebebasan untuk mengasihi Allah dan sesama, serta berjalan dalam firman-Nya. Saudara, marilah kita menyadari bahwa Allah yang sama yang membebaskan Israel juga adalah Allah yang menyertai kita hari ini. Karena itu, jangan kembali diperbudak oleh dosa, tetapi hiduplah sebagai anak-anak Allah yang bersyukur. (JS)