TAK SELAMANYA MENDUNG ITU KELABU: TUHAN MAHA KUDUS DAN MAHA TAHU
(Habakuk 1:12-17)
Saudaraku yang kekasih dalam nama Yesus Kristus. Selamat minggu ! Semoga minggu ini membawa berkat sukacita dan kebahagiaan bagi kita semua, di manapun kita berada, beribadah dan bekerja. Salam kami dari HKBP Sudirman, Medan.
Nas ini merupakan pergumulan nabi Habakuk melihat berbagai kejahatan dan ketimpangan dalam hidup bangsa Israel semasa pemerintahan Yoyakim. Kala itu, kejahatan begitu menggunung, dianggap lajim dan menjadi perkara biasa. Bukan saja datang dari bangsa Babel yang lebih jahat dan keji kala itu, namun juga dari bangsa Israel sendiri, yang sudah gemar menindas orang-orang kecil dan tak punya.
Dalam situasi itu, Habakuk melihat seolah Allah membiarkan semua itu terjadi. Tuhan seolah melakukan pembiaran atas segala kejahatan itu. Hukum yang tegak dan lurus telah hilang. Hukum telah dibelok-belokkan aparat hukum. Orang benar mati ditelan orang jahat. Orang lalim enggan bertobat, bahkan meraup untung di balik ketimpangan hukum. Orang-orang benar menderita dan tertindas dikepung. Mereka telah menjadi tertawaan, mangsa dan santapan orang lalim (1:1-3).
Nabi berseruseru, agar Tuhan kiranya bertindak menghukum mereka. Namun lagi-lagi Tuhan memalingkan muka dan membiarkan bangsa itu terus melakukan dosa. Lebih dari itu, Tuhan malah mengijinkan bangsa Babel menghukum bangsa Israel. Bangsa Yehuda pun hancur diluluhlantakkan bangsa Babel. Memang Israel akan dihukum karena kejahatannya. Namun, mengapa pula jadi orang Babel yang dibiarkan Tuhan untuk menghukum mereka ?
Saudaraku ! Manakala hal seperti itu terjadi dalam hidup kita, tetaplah setia di dalam Tuhan. Jauhlah dari kita: “eme na masak digagat ursa, ia i na masa ima niula”. Janganlah karena sekeliling kita penuh dengan kejahatan, kita pun jadi terhisab menjadi orang jahat. Ingat, dalam hidup yang dikelililingi kejahatan pun, Tuhan tetap dapat bekerja bagi kita. Tuhan bisa saja menghukum orang jahat lewat orang yang lebih jahat lagi, namun mereka semua akan sama-sama dihukum oleh Tuhan.
Habakuk, berarti: “Allah Memeluk Kita” (‘memeluk, menggenggam’), seperti Tuhan memeluk erat umatNya, Yehuda, oleh karena kasih setiaNya terhadap mereka. Tuhan itu maha suci dan maha tahu. Segala rencanaNya adalah kudus. Tuhan tahu segala rencana dan tindakanNya pasti adalah demi kebaikanNya bagi kita. Oleh karena itu, dengan lembut, Tuhan memanggil kita semua agar:
Pertama: Aminkanlah segenap rencana dan tindakan Allah dalam hidupmu. Memang, ada kalanya kita sulit dan bergumul dalam memaknai hidup ini. Laksana orang Babel yang keji itu, justru disuruh Tuhan memerangi dan menghancurkan Yehuda. Namun, setialah berseru kepada Tuhan walau banyak hal yang tidak terterima akal sehat dalam hidup ini. Laksana penjaga menara, tetaplah setia menantikan jawaban Tuhan bagimu. Tak selamanya Dia memalingkan muka dari engkau.
Setialah merangkul Tuhan lewat iman. Bila kita merasa “gagal paham” dalam hidup ini, seolah Allah tidak mendengar doa-doa kita, ingat: Tuhan tetap bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Tuhan tidak pernah membiarkan orang jahat bebas dari hukuman (1:1-11). Dalam hal ada peristiwa yang tidak masuk akal sehat kita, jangan sampai hal itu membuat kita benci dan mengumpat Allah.
Kedua: Sambutlah Jawaban Tuhan sesuai dengan rencana dan kehendakNya; bukan sesuai dengan rencana dan pikiran kita. Tuhan tidak akan pernah selamanya membiarkan dan meninggalkan orang benar. Meski kegelapan melingkupi umatNya, namun umat kesayanganNya itu tidak akan pernah punah. Biarkan dan berikanlah hidupmu diatur oleh Tuhan (Mzm 37:5). Iman itu melihat jauh ke depan melampaui realita dan kemustahilan yang ada.
Dalam klimaks pergulatan hidup Habakuk, meski rencana dan perbuatan Allah tak terselami oleh pikirannya, namun dalam semua itu dia mengambil sikap “berserah” kepada Tuhan. “Gagal paham” tidak membuatnya memberontak kepada Tuhan. Tetapi justru dia mengarahkan hidupnya kepada hidup memujimuji Tuhan.
Ketiga: Sucikan dan luruskan hatimu untuk menghayati bahwa Orang benar itu akan hidup oleh percayanya (pat. 2:4; Rom 1:17; Gal 3:11). Anugerah Tuhan jauh lebih besar dan lebar dibanding dengan amarahNya. Allah tetap bekerja dalam segala hal untuk kebaikan kita. Walau kadang situasi tidak mendukung, namun iman Habakuk selalu tertuju kepada Tuhan, yang tidak akan ingkar janji membebaskan umatNya.
Hukum Tuhan tidak akan pernah membinasakan kita. Pengajaran Tuhan lewat hukumNya, bukan berarti orang yang bertindak salah kepada kita, mereka lepas dari hukum Tuhan. Tak selamanya orang jahat itu berada di atas angin. Bila terjadi kejahatan, kecurangan dan ketidakadilan, pada waktunya, Tuhan akan bertindak menghukum. Tidak ada pembiaran dari Tuhan untuk kejahatan. Orang jahat tidak pernah luput dari penghakiman Tuhan.
Setialah menyembah Allah yang maha kudus dan mahatahu. Dalam anugerah yang maha besar, kekudusan Tuhan sungguh berkuasa mentahirkan kita. Dalam kemahatahuanNya, Dia jauh lebih tahu apa yang terbaik bagi hidup kita. Selamat hari Minggu. Tuhan memberkati kita semua. Salam hangat kami dari Parbaba, Samosir bersama para lansia HKBP Medan Sudirman. Amin !