PERBAIKILAH TINGKAH LANGKAH DAN PERBUATANMU
(Ev. Yeremia 18:1-11)
Selamat Hari Minggu bagi kita semua ! Semoga minggu ini menjadi minggu sukacita dan bahagia bagi kita semua.
Saudaraku yang kekasih. Firman Tuhan pada minggu ini mengajak kita untuk menyadari bahwa apapun yang terjadi dalam hidup ini, semua itu ada dalam kuasa dan otoritas Allah, baik saat kita gembira, susah, senang, sukses, gagal dan lain-lain. Dalam hal semua itu, kita diserukan untuk senantiasa bercermin sekaligus memperbaiki diri sendiri.
Seperti itulah Yeremia menjawab pertanyaan umat saat mereka terbuang di pembuangan Babel. Apakah Allah itu tidak bekerja untuk umatNya? Seperti Yeremia, bersama umat dia pun disuruh pergi untuk belajar ke tukang periuk.
Manusia adalah ibarat tanah liat di tangan tukang periuk. Di situ kita akan menemukan pemahaman yang mendalam akan otoritas Allah dalam hidup kita. Laksana tembikar, ada berbagai hasil karya yang terbuat dari tanah liat. Misalnya periuk, kendi, pot bunga dan lain-lain. Tulang tembikar memilih tanah liat, mengolah dan membentuknya sesuai keinginan tukang periuk. Bila tidak sesuai, dia akan memecahkannya dan membentuknya kembali. Tembikar tidak dapat menentukan sendiri bentuknya, namun sepenuhnya tergantung kepada yang membentuknya. Otoritas mutlak ada di tangan tukang periuk.
Yeremia pun dipanggil untuk belajar ke tukang periuk lalu menjelaskannya kepada Umat dalam pembuangan. Mungkin mereka bertanya mengapa mereka harus terbuang, padahal mereka adalah umat Allah sekaligus umat pilihan Tuhan ? Inilah otoritas Tuhan yang telah membentuk umatNya sesuai kehendak dan otoritas mutlak dari Allah. Umat Allah itu, bahkan kita kini, senantiasa dalam pembentukan Tuhan sesuai dengan kehendakNya.
Itu berarti, pembuangan pun merupakan bagian dari rencana Allah untuk membentuk umatNya seturut dengan kehendakNya. Pembuangan bukanlah penghangusan atas umat Allah. Pembuangan bukanlah akhir perjalanan hidup umatNya, tetapi bagian dari tahapan rencana Allah. Semua itu menjadi kairos untuk dibentuk, untuk memperbaiki segala tingkah langkah dan perilaku nereka. Apa itu ?
Pertama: Mereka harus berhenti menyembah berhala dan membangun mezbah-mezbah kepada ilah dunia ini. Umat harus berhenti mengandalkan kekuatan lain selain Tuhan.
Kedua: Mereka harus menjauhi segenap hati yang licik dan membatu, sebab semua itu adalah pekerjaan iblis dengan segala tipudayanya.
Ketiga: menjauhi segala dosa kekayaan, dengan cara mengejar dan melakukan berbagai tindakan untuk memperkaya diri. Orang seperti itu adalah ibarat ayam hutan yang mengerami yang bukan ditelurkannya, demikianlah mereka sebagai orang bebal menggaruk kekayaan dengan tidak halal.
Saudaraku yang kekasih ! Allah terus bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi umatNya. Maka, marilah kita juga memberi diri senantiasa ditempa dan dibentuk kembali oleh Tuhan guna kebaikan kita sendiri. Seperti tukang emas, dia dipanaskan pada suhu tertentu, lalu emas akan dibentuk kembali sekaligus sambil membuang segala karat yang kotor dalam emas tersebut.
Allah tidak pernah berhenti mengasihi kita. Allah tetap setia dalam kasihNya. Allah tetap setia pada janjiNya. Allah tetap membuka jalan dan pintu bagi umatNya untuk bertobat sekaligus memperbaiki tingkah langkah dan perilaku mereka. Mereka akan dibentuk dan diciptakan ulang oleh Allah kembali menjadi ciptaan baru, yang senantiasa hidup menjauhi dan melawan dosa, mengubah hati keras menjadi hati yang lembut, dari hati yang licik menjadi hati yang tulus. Mengubah hati yang rakus dan tamak menjadi hidup yang dipenuhi dengan syukur.
Selamat Minggu. Tuhan memberkati kita semua. Salam kami dari Surabaya. Amin !