“Dan aku hendak menanti-nantikan Tuhan yang menyembunyikan wajah-Nya terhadap kaum keturunan Yakup; aku hendak mengharapkan Dia.” (Yesaya 8:17)
MENANTI DALAM KESUNYIAN
Saudaraku yang terkasih dalam Yesus Kristus Tuhan kita ! salam dan doa kami semoga hidup kita senantiasa dinaungi oleh kasih setia Tuhan. Saudaraku! Ada kalanya hidup terasa seperti malam yang panjang tanpa bintang. Ketika doa-doa seakan menguap tanpa jawaban, ketika langit tampak bisu, dan ketika Allah seolah menjauhkan wajah-Nya dari kita. Dalam momen-momen seperti inilah, kata-kata nabi Yesaya bergema dengan kekuatan yang menggetarkan jiwa.
Yesaya berbicara tentang menanti dalam kegelapan. Bukan menanti yang pasif dan putus asa, melainkan menanti yang aktif dan penuh harapan. Ia menggunakan kata “menanti-nantikan” yang mengandung makna menunggu dengan penuh kerinduan. Terkadang Allah menyembunyikan wajah-Nya bukan karena Ia tidak peduli, melainkan karena Ia sedang mengerjakan sesuatu yang lebih besar dari yang dapat kita pahami. Seperti seorang seniman yang menutupi lukisannya sebelum karya agung itu selesai. Allah kadang menyembunyikan rencana-Nya agar kita belajar percaya tanpa melihat, berharap tanpa bukti yang kasat mata. Dalam kesunyian inilah iman kita diuji dan dimurnikan. Seperti emas yang dimurnikan dalam api, kepercayaan kita kepada Allah menjadi lebih murni ketika kita tetap setia meski tidak merasakan kehadiran-Nya secara langsung. Menanti bukan berarti tidak berbuat apa-apa. Menanti adalah bentuk penyembahan yang paling dalam, dimana kita memilih untuk tetap percaya ketika semua hal di sekitar kita berkata sebaliknya.
Saudaraku! Dalam masa-masa ketika Allah seakan menjauh, kita justru dipanggil untuk semakin mendekat kepada-Nya. Pengharapan yang sejati tidak bergantung pada perasaan atau keadaan, melainkan pada karakter Allah yang tidak pernah berubah. Ia tetap Allah yang setia, meski kita tidak selalu merasakan kesetian-Nya. Hari ini, jika engkau berada dalam musim menanti, ingatlah bahwa kesunyian bukan tanda bahwa Allah telah meninggalkanmu. Sebaliknya, inilah saatnya Ia sedang mempersiapkan sesuatu yang jauh lebih indah dari yang pernah kamu bayangkan. Amin ! (JRT)