“Terpujilah Tuhan yang memberitakan tempat perhentian kepada umat-Nya Israel tepat seperti yang difirmankan-Nya; dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya tidak ada satupun yang tidak dipenuhi.” (1 Rajaraja 8: 56)
KESETIAAN YANG TAK PERNAH GAGAL
Saudaraku yang terkasih dalam Yesus Kristus Tuhan kita ! Salam dan doa kami semoga hidup kita senantiasa dinaungi oleh kasih setia Tuhan. Saudaraku! Di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang penuh ketidakpastian, kita sering kali merasa seperti sedang berjalan di atas tanah yang goyah. Janji-janji manusia mudah pudar, komitmen mudah berubah, dan kepercayaan kerap kali dikhianati. Namun hari ini, kita diingatkan pada satu kebenaran yang menggetarkan jiwa: Allah adalah Pribadi yang tidak pernah gagal dalam janji-Nya.
Raja Salomo berdiri di hadapan seluruh Israel, hatinya dipenuhi rasa syukur yang mendalam. Bait Allah yang megah telah berdiri, impian ayahnya Daud telah terwujud, dan umat Israel merasakan kedamaian yang telah dijanjikan Allah berabad-abad sebelumnya. Dalam momen sakral itu, Salomo tidak bisa menahan diri untuk tidak memuji kesetiaan Allah yang luar biasa. ” Tepat seperti yang difirmankan-Nya.” Kata-kata ini begitu sederhana, namun mengandung kekuatan yang mengubah perspektif hidup. Bayangkan sejenak: dari sekian banyak janji yang Allah ucapkan melalui Musa hingga masa kepemimpinan raja Salomo, semuanya telah digenapi dengan sempurna.
Saudaraku! Kita yang hidup di masa kini mungkin bertanya: apakah kesetiaan Allah yang sama masih berlaku untuk kita? Jawabannya adalah ya! Allah yang sama yang setia kepada Israel adalah Allah yang sama yang hadir dalam hidup kita hari ini. Karakteristik-Nya tidak berubah, dan janji-janji-Nya tetap kokoh. Ketika kita menghadapi pergumulan, ketika masa depan terasa gelap dan tidak pasti, Allah yang berjanji akan menuntun langkah kita. Kesetiaan Allah bukan hanya terletak pada janji-janji besar yang spektakuler, tetapi juga dalam detail-detail kecil kehidupan kita sehari-hari. Hari ini, izinkan diri kita untuk berhenti sejenak dan merenungkan kesetiaan Allah dalam hidup kita. Amin ! (PMP)