“Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu. Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak. Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya.” (Yesaya 11 : 7 – 8)
Hidup Dalam Damai yang Mustahil
Saudaraku yang terkasih dalam Yesus Kristus, Tuhan kita ! Salam dan doa kami dari HKBP Medan Sudirman. Semoga hidup kita senantiasa dinaungi oleh kasih setia Tuhan.
Dalam kehidupan yang penuh persaingan dan kekerasan, nubuat dalam Yesaya 11:7–8 terdengar seperti impian yang mustahil. Namun justru di situlah kekuatan firman Tuhan: Allah melalui nabi Yesaya menjanjikan kedamaian yang melampaui akal manusia. Gambaran predator dan mangsa hidup rukun menyampaikan pesan kuat—bahwa di bawah pemerintahan Mesias, tidak ada lagi ketakutan, bahaya, atau permusuhan.
Yesaya menubuatkan datangnya Raja Damai yang memulihkan dunia—bukan hanya secara sosial, tetapi juga secara ciptaan. Dunia yang dulunya penuh ancaman berubah menjadi tempat aman bahkan bagi anak kecil. Ini bukan hanya gambaran masa depan sorgawi, tetapi juga visi hidup yang bisa kita mulai hidupi sekarang, dalam relasi, komunitas, dan pelayanan.
Bayangkan seekor anak kambing yang tidur nyenyak di samping seekor serigala—sebuah pemandangan yang tak mungkin terjadi di kebun binatang mana pun. Namun inilah yang digambarkan oleh Yesaya. Tuhan ingin kita percaya bahwa hal yang “tak mungkin” bisa menjadi nyata jika kasih dan kebenaran Kristus memerintah.
Seorang guru taman kanak-kanak pernah berkata, “Saya tahu saya mengajar dalam damai kalau dua anak yang paling sering bertengkar bisa duduk main puzzle bersama.” Itulah tanda damai yang sejati: ketika musuh menjadi sahabat, dan ketakutan berubah menjadi kepercayaan.
Hari ini, Tuhan mengundang kita untuk menjadi pembawa damai—di rumah, tempat kerja, bahkan di media sosial. Mungkin tidak mudah berdamai dengan semua orang. Tapi bila Kristus memerintah di hati kita, maka kasih-Nya akan memampukan kita melakukan hal yang tampaknya mustahil: mengampuni, mengasihi musuh, dan hidup damai bahkan di tengah dunia yang kacau. Amin. (JS)