“Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus. Dan semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna.” (1 Yohanes 1:3-4)
PERSEKUTUAN DALAM SUKACITA ILAHI
Saudaraku yang terkasih dalam Yesus Kristus Tuhan kita ! salam dan doa kami semoga hidup kita senantiasa dinaungi oleh kasih setia Tuhan. Saudaraku! Yohanes memahami kerinduan terdalam umat Allah adalah kerinduan akan persekutuan yang sejati dengan Allah. Persekutuan sejati adalah kehidupan yang saling terhubung, saling berbagi, dan saling memiliki dalam ikatan yang tak terputus. Bayangkan sebuah orkestra dimana setiap instrumen tidak hanya memainkan melodi sendiri, tetapi harmoni yang tercipta justru melahirkan keindahan yang tak terbayangkan, itulah gambaran persekutuan yang Yohanes maksudkan.
Yohanes mengundang kita masuk ke dalam lingkaran persekutuan sejati persekutuan dengan Allah Bapa dan Yesus Kristus. “Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar…” Yohanes tidak memulai dengan teori atau filosofi, tetapi dengan pengalaman nyata. Persekutuan sejati lahir dari perjumpaan pribadi dengan Tuhan yang hidup. Dan Yohanes tidak bisa menyimpan pengalamannya untuk dirinya sendiri. “Kami beritakan kepada kamu juga…” Persekutuan dengan Tuhan secara alami melahirkan kerinduan untuk berbagi dengan sesama.
Saudaraku! Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering terjebak dalam rutinitas keagamaan tanpa pengalaman. Kita menghadiri ibadah, membaca Alkitab, dan berdoa, tetapi apakah kita benar-benar “melihat dan mendengar” Kristus? Persekutuan dimulai ketika kita berhenti sekadar menjalankan ritual dan mulai mencari perjumpaan yang nyata dengan Allah. Dari pengalaman rohani bersama Tuhan kita benar-benar mengalami kasih karunia Tuhan. Kita menjadi lebih mudah mengasihi orang lain. Kita yang merasakan pengampunan menjadi lebih pemaaf. Ini bukan upaya kita, tetapi luapan alami dari persekutuan kita yang sejati bersama dengan Tuhan. Dan akhir dari semua ini bukanlah sekadar kebahagiaan sementara, tetapi sukacita yang sempurna. Amin ! (JRT)