HUT KE-113 HKBP MEDAN SUDIRMAN
(Refleksi atas Kitab Pengkhotbah 1:12-14)
Selamat HUT Ke-113 HKBP Medan Sudirman, tepat hari ini, 1 Agustus 2025. Tuhan memberkati kita semua, Majelis dan warga jemaat, dari anak-anak hingga lansia, yang sedang berada di Medan ataupun di luar kota Medan, dengan segala pergumulan dalam keseharian hidup kita. Selamat HUT ke-113 bagi kita semua jemaat yang kekasih dalam Yesus Kristus, Tuhan kita.
Firman Tuhan dari Kitab Pengkhotbah 1:12-14, yang sejatinya menjadi khotbah partangiangan wijk malam ini, memanggil kita semua untuk hidup menjadi manusia baru dengan sungguh-sungguh berupaya menjadikan hidup kita menjadi bermakna. Jangan sampai hidup kita menjadi sia-sia.
Saya sengaja menuliskan ini di website kita tercinta ini, agar manakala, di waktu yang teramat khusus dan spesial ini, kita tidak semua berkesempatan mengikuti partangiangan ibadah syukur khusus di gereja kita, justru tepat di tanggal dan momen bersejarah ini.
Saudaraku yang terkasih !Segala sesuatu adalah kesia-siaan. Hidup adalah bagaikan menjaring angin.
Tidak ada keuntungan apapun di bawah matahari. Hikmat dan kebodohan adalah sia-sia.
Menikmati kesenangan pun adalah sia-sia.
Melakukan pekerjaan besar, mendirikan rumah, menanami kebun anggur (atau mungkin sekarang perkebunan) juga adalah sia-sia. Mengapa ?
Semuanya akan berlalu. Berlalu begitu saja, berlalu sebentar saja.
Kitab Pengkhotbah ini nampaknya pesimis sekali, bukan ? Semuanya sia-sia.
Orang yang mengumpulkan perak dan emas dan harta benda, juga sia-sia. Memiliki budak, biduan dan biduanita, gundik, semuanya itupun sia-sia.
Bahkan menjadi orang besarpun adalah sia-sia.
Lalu apa yang tidak sia-sia ?
Hidup adalah bagai menjaring angin.
Tidak ada apapun keuntungan di bawah matahari. Sekali lagi:
Pesimis sekali !
Saudaraku yang kekasih !
Kita perlu mewaspadai akan kesiasiaan dalam hidup.
Kenikmatan duniawi adalah kesia-siaan.
Hidup yang hedonis semua itu sia-sia.
Kewaspadaan itu kita mulai dengan kesungguhan untuk belajar hikmat dan pengajaran Allah.
Sesungguhnya, kita memang tidak boleh hidup pesimis.
Maksud teks ini adalah: Setiap orang harus mencari hikmat dari Allah agar dapat melihat dan menggapai nilai-nilai yang tetap dan kekal, sehingga hidup yang kita lakoni ini kita jalani dengan nikmat, bahagia dan tenteram. Keluarga kita pun semua hidup bahagia, sukacita, penuh damai dan tenteram.
Lalu mengapa disebut sia-sia ?
Karena hari ini kita bisa senang,
namun besok sudah terancam.
Hari ini seseorang bisa jaya, besoknya sudah terperdaya.
Hari ini bisa dipuja, besok sudah tercela bahkan dipenjara.
Itu kalau kita tidak hidup dalam hikmat Tuhan.
Alkitab memang bukan anti kesenangan, harta, uang dan kekayaan.
Tuhan tidak mengajarkan agar kita menjauhi itu semua. Kita malah harus bekerja keras mencarinya dalam taat dan takut akan Tuhan.
Sebab kekayaan yang diperoleh dengan cara haram adalah kekayaan yang sia-sia.
Uang dan harta yang diperoleh tanpa solidaritas yang tinggi, itulah yang menjadikan hidup ini bagaikan hidup bahagia, padahal sesungguhnya tidak bahagia.
Alkitab mengingatkan:
“Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang,
siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya.
Dan kekayaan itu binasa oleh kemalangan, sehingga tak ada suatu pun padanya untuk anaknya. Malah sepanjang umurnya ia berada dalam kegelapan dan kesedihan, mengalami banyak kesusahan, penderitaan dan kekesalan”
Karena itu:
Firman Tuhan ini menyerukan agar kita menjadikan hidup ini bermakna.
Hidup kita ini memang sebentar saja dan terbatas.
Namun meski sebentar dan terbatas, justru kita termotivasi menjadikan hidup yang terbatas dan sebentar tersebut jangan sampai berlalu begitu saja dengan sia-sia.
Ini hanya mungkin didengar dan dilakukan oleh orang-orang yang berhikmat dan setia mencari pengajaran Tuhan.
Setiap kita diserukan untuk memutar arah.
Selagi hari masih siang, bergegaslah mencari hikmat dan pengajaran Tuhan.
Makna hidup bukan diukur dari sejauh mana dan seberapa banyak orang memiliki, tetapi sejauh mana dan seberapa banyak orang berbuat dan mewujudkan solidaritas dengan sesama. Langit akan cerah, saat kita semua berkarya untuk keluarga kita, untuk kemaslahatan dan kesejahteraan semua umat Tuhan
Jadikanlah hidupmu bermakna.
Jangan sampai hidup kita jatuh ke dalam kesia-siaan.
Bagaimana kiatnya ?
Carilah senantiasa hikmat Allah. Hiduplah dalam hikmat Allah. Kedepankanlah karakter suka berbagi.
Janganlah seperti lintah yang tamak, tidak pernah berkata cukup, akhirnya membawa kejatuhan dan kematian bagi dirinya (Amsal 30:15).
Kita tidak perlu ikut antri membangun lumbung yang bocor dan dompet yang bolong.
Carilah ilmu dan hikmat yang tinggi. Pakailah ilmu dan pengetahuanmu untuk mencerahkan; bukan untuk pembodohan.
Jadikanlah hidupmu lebih bermakna.
Kiatnya ?
Lakukanlah pekerjaan-pekerjaan besar, yang memberi makna buat sesama kita terutama untuk Tuhan.
Janganlah hanya bekerja dengan asal-asalan apalagi dengan serampangan. Lakukanlah pekerjaanmu dengan sungguh dan telaten; jangan terus-terus mengulangi kesalahan yang memalukan.
Kumpulkan juga perak, emas dan harta benda, sambil gemar menjalin kesetiakawanan sosial.
Jadilah orang besar, orang yang turut membesarkan hati banyak orang, orang besar dengan membangkitkan orang miskin dan malas.
Jadilah orang berhikmat, yang membenci segala kebodohan dengan gemar memberi pencerahan, betapapun itu pahit untuk mereka yang sudah nikmat dalam kebodohannya.
Dengan demikian, hidup ini tidak lagi menjadi sebuah kesia-siaan.
Hidup ini bukan lagi hidup bagai menjaring angin.
Kita tidak akan pernah lagi berkata bahwa tidak ada keuntungan di bawah matahari. Sebaliknya, kita akan tersenyum lebar memaknai hidup ini dengan optimis.
Hidup ini menjadi hidup yang penuh dengan makna.
Di bawah matahari, akan selalu tersedia keuntungan bagi setiap orang yang berhikmat di dalam Tuhan.
Selamat menjadikan hidup ini menjadi lebih bermakna. Jangan sampai perjalanan hidup kita sia-sia. Kesia-siaan hanya ada bagi kamus orang bebal.
Salam hangat dalam kasih mesra untuk segenap Majelis dan warga jemaat HKBP Medan Sudirman di manapun berada. Tuhan memberkati kita semua. Amin !