*PILIHLAH BAGIAN YANG TERBAIK*
_(Ev. Lukas 10:38-42; Ep. Amos 8:1-12)_
_Pdt Banner Siburian, MTh_
Saudaraku yang terkasih dalam Yesus Kristus, Tuhan kita ! Selamat hari Minggu untuk kita semua. Semoga hidup kita semua dipenuhi sukacita dan kebahagiaan. Memilih yang terbaik, itulah seruan firman bagi kita hari ini.
Di desa Betania, adalah dua orang perempuan bersaudara tinggal bersama. Namanya Marta dan Maria. Mereka juga hidup bersama dengan saudara laki-lakinya, Lazarus _(yang dibangkitkan Yesus dari kematian)._ Sangat mungkin Marta mengundang Yesus dan murid-muridnya ke rumahnya sebagai bagian rasa syukurnya atas kebangkitan saudaranya Lazarus. Marta rindu mengungkap rasa terimakasihnya dengan menyajikan yang terbaik untuk Yesus dan para murid.
Yesus pun mengunjungi rumah Marta dan Maria. Sebuah kebahagiaan yang amat besar, bila Yesus datang bertamu ke rumah kita. Semoga ke rumah kita masing-masing, Yesus pun datang mengunjungi setiap anggota keluarga kita. FirmanNya dan sabdaNya dapat kita dengarkan dan hidupi hingga kini.
Setelah ada di rumah mereka, Maria, adik Marta, langsung duduk dekat kaki Yesus dan terus mendengar firmanNya. Sementara itu, Marta, kakaknya, justru sibuk melayani. Melihat sikap adiknya itu, Marta berkata: “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri ? Suruhlah dia membantu aku” (ay 40). Yesus menjawab: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya”.
Sepintas, sikap Marta ini kelihatan kurang sopan. Namun, sebaiknya kita tidak terburuburu menyalahkan sikap Marta. Apa jadinya, bila Marta dan Maria sama-sama sibuk sekali di dapur dengan menghiraukan Yesus ? Sebaliknya, apakah jadinya, bila Marta dan Maria hanya duduk saja di kaki Yesus tanpa berbuat apa-apa, padahal Marta atau dengan Maria ingin sekali membalas kebaikan dan berkat Yesus yang telah membangkitkan Lazarus, saudaranya ?
Marta sebetulnya memiliki itikad baik sesuai dengan nilai-nilai tradisi yang dia anut. Misalnya, perempuan yang baik dalam bingkai tradisi Ke-Yahudian tidak memperbolehkan seorang perempuan duduk bersama dengan seorang Rabbi. Maria takut sanksi sosial menimpa Marta, apalagi, Yesus sedang didampingi oleh para murid-murid, yang tentu saja telah melihat sendiri peristiwa itu.
Yesus datang untuk memulihkan harkat dan martabat perempuan. Yesus datang membawa hukum yang baru, yang tidak lagi terikat kepada sanksi sosial oleh karena hukum Taurat dan tradisi, tetapi kepada pemulihan di dalam anugerah dan kasih setiaNya. Perempuan bukan lagi ciptaan kelas dua, tetapi mitra yang sepadan dengan laki-laki.
Kedua perempuan bersaudara itu memiliki dua cara pandang yang berbeda dalam menyambut Yesus. Maria duduk mendengar Yesus, dan Marta sibuk mempersiapkan jamuan. Sepintas, Maria memang tidak punya perasaan terhadap Marta. Maria kelihatannya tidak menunjukkan sukacita dengan mempersiapkan segala yang perlu untuk menjamu Yesus. Namun, di balik sikap itu, Maria telah mendahulukan yang utama, memilih bagian yang terbaik, yakni memakai kesempatan itu seoptimal mungkin guna mendengarkan Yesus. Apalagi, perjumpaan itu adalah sebuah “kairos” yang amat mahal, karena momentum itu tengah berlangsung dalam perjalanan Yesus menuju Salib di Yerusalem.
Di sisi lain, Marta sibuk. Dia berharap, pelayanannya kepada Yesus menjadi tanda kasihnya kepadaNya. Marta ingin, agar Yesus mengetahui dan melihat niat baiknya itu. Marta ingin melayani, meski Yesus datang bukan untuk dilayani. Namun, Marta tidak memakai kesempatan itu guna mendengar Yesus. Kesibukannya merembes dan mengakibatkan kecemburuan pada Maria. Bahkan kecemburuan itu melebar dengan sungut-sungut, sebab menurut Marta, Yesus tidak sepatutnya membiarkan Maria demikian. Akibatnya, Marta kehilangan makna akan kehadiran Yesus. Tetapi menurut Yesus, secara kualitatif, justru Maria telah memilih bagian yang terbaik.
Dari Firman Tuhan minggu ini, kita dapat memetik beberapa pesan penting untuk kita ukir dalam-dalam di hati kita, yakni:
_Pertama : Tentukanlah skala prioritas dalam hidup ini, memilih bagian yang terbaik dalam hidup kita._ Utamakan dan dahulukanlah yang terpenting di antara yang penting. Pilihlah yang terbaik di antara yang baik. Melayani _Yes._ Tetapi kehilangan Firman Tuhan, _No._ Makan dan minum itu penting. Namun, makanan rohani jauh lebih penting lagi. Jangan sampai karena urusan perut, urusan sorga menjadi terabaikan.
_Kedua : Kesibukan tidak boleh menghambat kita untuk mendengar Firman Allah._ Kesibukan tidak boleh kita per-ilah. Firman Tuhan harus menjadi yang terutama dan terpenting. Jangan sampai kesibukan yang ada membuat kita lupa bahkan menghambat kita bergaul dengan Tuhan. Kesibukan itu bisa di-manage atau dikelola. Tetapi mendengar Firman Tuhan adalah keharusan yang tidak dapat ditawar-tawar. Janganlah menjadi manusia “Susi-Susi” (suka sibuk) tak menentu (Batak: heppot), tetapi kehilangan kesempatan untuk memperoleh yang terutama.
_Ketiga: Pilihlah bagian yang terbaik dengan mendahulukan Kerajaan Allah dan kebenarannya (Mat 6:33)._ Bahkan di musim kemarau pun, orang beriman akan melihat bakul berisi buah-buahan. Orang yang memilih yang terbaik, tidak akan pernah sibuk melayani bagai mesin, tidak akan menginjak orang-orang miskin dan sengsara, menipu timbangan atau neraca palsu. Sebaliknya, mereka akan setia bertindak manusiawi, tidak akan pernah memperjualbelikan manusia (“human trafficking”), atau mengeksploitasi kemiskinan untuk memperkaya diri sendiri (Amos 8:1-12).
_Keempat: Jauhilah sungut-sungut, Melayanilah dengan tulus._ Pelayanan Marta adalah baik. Kitapun terpanggil untuk senantiasa memberi diri untuk turut dalam arak-arakan pelayanan. Namun sekali melayani, tetaplah melayani dengan tulus. Dan sambil melayani, berilah ruang yang lebar dalam diri ini untuk diisi dengan firman Tuhan. Pelayanan yang kita lakukan, sejatinya berangkat dari buah pendengaran kita akan firman Tuhan. Melayani tanpa dengar-dengaran dengan firman akan menjadikan pelayanan itu dangkal dan bukan untuk Tuhan.
Saudaraku yang kekasih ! Hidup ini penuh dengan berbagai pilihan. Mohonlah tuntunan Roh Kudus, agar pilihan yang terbaik senantiasa menjadi milik kita. Dan pilihan terbaik sekaligus terpenting dalam hidup kita adalah haus dan lapar, bukan akan makanan dan minuman, melainkan haus akan firman Tuhan (Amos 8:11). Jadikanlah Yesus tamu ilahi yang menetap di rumah dan keluarga kita masing-masing. Semoga Tuhan memberkatimu, usahamu, keluargamu dan harapanmu. Amin !