Kasih yang Mau Berbagi Hidup
“Demikianlah kami dalam kasih sayang yang besar terhadap kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri, karena kamu telah kami kasihi.”
1 Tesalonika 2 : 8
Saudaraku yang terkasih dalam Yesus Kristus, Tuhan kita! Salam dan doa kami dari HKBP Medan Sudirman. Semoga hidup kita senantiasa dinaungi oleh kasih setia Tuhan.
Kasih sejati tidak berhenti pada kata-kata, tetapi diwujudkan dalam tindakan nyata. Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Tesalonika menuliskan ungkapan kasih yang tulus dan mendalam. Ia tidak hanya memberitakan Injil kepada mereka, tetapi juga memberikan hidupnya — waktu, tenaga, bahkan perasaannya — demi jemaat yang ia layani. Inilah makna kasih yang sejati: rela berbagi diri tanpa pamrih. Dalam dunia modern yang serba cepat dan individualistis, kasih sering kali menjadi hal yang langka. Banyak orang lebih mudah berbagi informasi daripada berbagi empati. Kita lebih cepat menekan tombol “like” di media sosial daripada meluangkan waktu mendengarkan keluh kesah orang lain. Namun, melalui firman ini, kita diingatkan bahwa kasih kristiani bukan hanya kata manis atau nasihat moral, melainkan pengorbanan yang menghidupkan orang lain. Bayangkan seorang guru yang dengan sabar mengajar anak-anak di pelosok desa tanpa bayaran tinggi, atau seorang perawat yang bekerja malam-malam demi pasien yang tidak dikenal. Mereka tidak hanya menjalankan tugas, tetapi memberi sebagian dari hidup mereka — itulah wujud kasih Kristus dalam tindakan manusia. Saudaraku, kasih Allah yang kita terima seharusnya mengalir kepada sesama. Ketika kita mau berbagi waktu, perhatian, dan hidup dengan tulus, kita sedang memperlihatkan kasih Kristus yang nyata. Dunia tidak hanya butuh khotbah indah, tetapi teladan kasih yang dapat dirasakan. Hari ini, marilah kita menjadi saluran kasih Allah — bukan hanya dengan mulut, tetapi dengan hati dan tindakan. Kasih sejati adalah ketika kita rela membagi hidup, bukan sekadar kata. (JS)



