“Tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah” (1 Korintus 1:24)
Saudaraku yang terkasih dalam Yesus Kristus, Tuhan kita ! Salam dan doa kami dari HKBP Medan Sudirman. Semoga hidup kita senantiasa dinaungi oleh kasih setia Tuhan. Ketika mengikuti kegiatan pencinta alam pada masa sekolah, prinsip yang diajarkan adalah bahwa kekuatan kita ada pada yang paling lemah, bukan pada yang paling kuat. Prinsip ini juga mengingatkan kita untuk peduli kepada orang lain, terlebih kepada yang lemah, dan tidak menganggap diri sebagai orang yang paling kuat dan hebat.
Saudaraku! Dalam surat 1 Korintus ini, Paulus mengingatkan orang-orang percaya untuk tidak bermegah dan belajar dari Yesus dan peristiwa salib. Bagi orang Yahudi, salib adalah batu sandungan, sementara bagi orang Yunani, salib adalah kebodohan. Namun, yang hina dan yang bodoh bagi dunia, itu yang dipilih Allah. Justru di dalam dan melalui penyaliban Kristus, Allah menyatakan kasihNya yang besar bagi manusia, sehingga manusia dalam kerapuhannya mendapatkan keselamatan dan kekuatan untuk hidup. Kristus adalah wujud kehadiran Allah. Melalui salibNya, Ia membawa manusia menemukan kembali relasinya dengan Allah. Itu sebabnya Paulus menyebut Kristus sebagai kekuatan dan hikmat Allah.
Saudaraku, prinsip “kekuatan kita ada pada yang paling lemah” senada dengan Injil yang diberitakan Paulus. Salib adalah simbol kehinaan dan kelemahan, namun ternyata dipilih Allah untuk mematahkan kesombongan dunia. Salib adalah kekuatan sejati kita. Baik orang Yahudi maupun non Yahudi, kita semua ditebus di dalam pengorbananNya di kayu salib, bukan karena kebaikan atau kebolehan kita, namun hanya karena kasih Allah yang besar. Sekalipun dalam pandangan dunia peristiwa salib itu adalah kelemahan dan kebodohan, namun bagi orang percaya, salib adalah kekuatan dan hikmat Allah. Yang lemah dan hina menurut manusia dapat menjadi kekuatan dan kemuliaan dalam rancangan Allah. Amin ! (AS)



