Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. (Mazmur 32 : 5)
Pemazmur mengingatkan bahwa ketika dosa disembunyikan, hati manusia tidak pernah benar-benar tenang, karena rasa bersalah akan terus menekan jiwa dan menguras kekuatan, tetapi saat ia memberanikan diri untuk mengakuinya kepada Tuhan, ia menemukan bahwa Allah bukanlah Pribadi yang menghukum tanpa kasih, melainkan Bapa yang penuh pengampunan, yang dengan setia menghapus kesalahan dan melepaskan anak-anak-Nya dari beban dosa yang mengikat.
Pengampunan Tuhan bukan hanya berarti dihapuskannya masa lalu yang kelam, melainkan juga pemulihan relasi yang rusak antara manusia dan Allah, di mana hati yang sebelumnya kering, takut, dan tertutup oleh rasa malu, kini dapat dialiri kembali oleh damai sejahtera dan sukacita yang sejati, karena kasih karunia Allah lebih besar dari segala dosa yang pernah kita perbuat, dan Ia rindu agar setiap orang datang kepada-Nya dengan kerendahan hati untuk menerima anugerah-Nya.
Oleh sebab itu, janganlah menunda untuk datang kepada Tuhan dengan pengakuan yang jujur dan tulus, karena semakin cepat kita menyerahkan dosa, semakin cepat pula kita mengalami kelegaan rohani, sebab setiap dosa yang diserahkan tidak lagi menjadi beban, melainkan diubah menjadi kesaksian tentang kasih yang membebaskan, sehingga kita dapat melangkah dengan hati yang lebih bersih, hidup yang diperbarui, dan tekad untuk berjalan di dalam terang firman-Nya setiap hari. Amin. (SES)



