YESUS KRISTUS PEMIMPIN YANG KEKAL
(Ev. Ibrani 13:7-17)
Selamat minggu dan salam sejahtera bagi kita semua. Semoga dalam Minggu ini hati kita dipenuhi sukacita dan kebahagiaan. Di tengah krisis kepempinan yang ada, terutama dengan maraknya unjuk rasa beberapa hari ini, kita disapa oleh firman Tuhan bahwa Yesus Kristus adalah Pemimpin yang kekal bagi kita.
Saudaraku yang kekasih !Yesuslah Tuhan yang maha-tinggi dan maha mulia dari segala-galanya. Dialah yang memimpin dan memerintah segenap umat manusia maupun segala bangsa selama-lamanya. Dialah juga yang membangkitkan segenap pemerintah. Namun, Dialah Raja di atas segala raja, Tuhan di atas segala tuan. Itulah tema Minggu kita: Kristuslah Pemimpin kita yang kekal bagi kita.
Firman Tuhan hari ini menyerukan kita sedikitnya tiga hal, yakni:
_Pertama: Ingatlah para pemimpin kita dan tidak pernah melupakan mereka._ Pemimpin yang dimaksud di sini adalah terutama mereka yang telah menyampaikan firman Allah kepada kita (ayat 7, 17). Kita mengingat mereka agar menjadi pemimpin yang berwibawa, dengan mendasarkan segenap pelayanannya dalam takut akan Tuhan; bukan dengan gemar berkeluh kesah (ayat 17). Agar mereka mengayomi semua, menjadi contoh dan teladan dalam kata, sikap, karakter, perbuatan dan iman. Dia bukan mencari kemuliaan untuk dirinya, tetapi kepada Tuhan.
Janganlah kita menjadi orang-orang yang lupa ingatan, bagai kacang lupa akan kulitnya, yang tidak tahu berbalas budi. Kita harus bangkit melawan lupa. Itulah tandanya kita memiliki perhatian; bukan hanya diperhatikan. Kita tidak boleh hanya menjadi penerima, tetapi juga menjadi pemberi; bukan saja penikmat perhatian, tetapi juga menghargai pengorbanan orang lain. Namun, Yesuslah Raja dan Pemimpin kita yang kekal. Berilah dirimu dipimpin oleh Tuhan, Pandu dan Kompas ilahi dalam hidup kita.
_Kedua: Dunia dan segala isinya akan berlalu, tetapi Yesus kekal selama-lamanya (ayat 8, 14)._ Waktu kita di dunia ini adalah Kairos untuk kita pakai dalam rangka berbuat baik dan melayani, selama kita diperkenankan hidup di dunia ini. Dalam waktu minimal, berbuatlah maksimal. Hendaklah hidup dan perbuatan kita di dunia menjadi pujipujian bagi Tuhan, dan bukan menjadi cemoohan. Sudahkah hidupmu menjadi berkat atau malah membawa kesusahan dan kesengsaraan bagi orang lain ? Sudahkah kata-katamu memberkati atau menyembuhkan ataukah “asbun” dengan melukai hati orang lain ?
Jemaat mula-mula diaspora dianiaya karena imannya. Mereka diperhadapkan kepada pilihan tetap percaya kepada Yesus walau menderita, atau selamat namun dengan menyangkalNya. Mereka diserukan agar setia kepada Yesus, yang sama baik kemarin, hari ini dan selama-lamanya. Yesus tidak pernah berubah. Inilah kepastian iman, bahwa kehadiran dan kuasaNya tidak dapat dan tidak pernah dibatasi oleh waktu. Allah tak pernah meninggalkan dan membiarkan kita berjalan sendirian. Allah itu Omni-presens, hadir di setiap waktu, di manapun dan dalam situasi bagaimanapun.
_Ketiga: Tetaplah hatimu kuat dan teguh, tidak mudah terombang-ambing oleh karena jamuan makan (ayat 9-13, 15-16)._ Ada kalanya makanan diberikan seseorang kepada kita guna menutup mulut kita untuk berkata benar atau salah. Ada kalanya kita disuap dengan makanan, agar mulut kita kelu, tertutup dan menjadi membeo kepada mereka.
Namun, ada juga persepsi yang keliru dengan mengharamkan makanan sebagai cara untuk menyucikan diri. Makanan dijadikan sebagai dasar untuk menghakimi orang lain. Padahal, makanan tidak membuat manusia suci dan beriman, tetapi kasih karunia Tuhanlah yang menguduskan kita (Kol 2:16-17). Makanan juga tidak pernah dapat menghapus dosa kita, kecuali kasih karunia dan pengampunan Allah sendiri. Kristuslah pemimpin yang kekal bagi kita. FirmanNya Adalah makanan rohani yang sejati bagi kita.
Semoga Tuhan memberkati kita semua. Uous Amin !
_Pdt Banner Siburian/br Siagian_
Ressort Medan Sudirman